Friday, June 4, 2010

MISI+Demo hari ini

Dalam masa terdekat ini akan bergerak ke MISI (Mukhayyam Intensif Siswa-siswi Islah). Tidak berhajat untuk ke MISI pada asalnya. Namun berkat doa sahabat-sahabat dan Hidayah ALLAH, saya akan bergerak ke MISI. Mudah-mudahan akan dilimpahi keberkatan. Mudah-mudahan hati istiqamah menimba ilmu. Mudah-mudahan, niat ini diperbetulkan. Mudah-mudahan ada kebaikan dan berjumpa dengan sinar yang terang yang dicari-cari. Amin.

Moga diri cekal menghadapi dua minggu tanpa RPG dan teman-teman antarabangsa ku di pelbagai laman sarang. Moga di hujung program ini akan ada kebaikan buat diri ini dan Insya Allah akan di kongsi bersama teman-teman yang setia membaca blog saya.

Oh..saya sudah banyak berhutang dengan kalian, dua entry!Insya Allah akan dilangsaikan sesudah MISI. Doakan ianya dipermudahkan.amin

Masih gentar, tetapi tetap menekadkan hati. Ya. Syaitan akan sentiasa menanbah rasa ragu-ragu di hati manusia kerana ingin kita jauh dari perkara yang baik.

Demo tadi, alhamdulillah, buat pertama kali berada di baris hadapan mengetuai akhawat. Buat pertama kalinya menjadi sukarelawan memastikan perjalanan majlis berjalan lancar. Alhamdulillah!Allahu Akbar!!!Semoga apa yang dilakukan ini akan mendapat keredhaan Allah. Amin. Semoga Palestine akan mendapat kemenangan.

بالروح بالدم نفديك يا أقصى*
DENGAN JIWA, DENGAN DARAH

AQSA KAMI BELA!!!



p/s:Teman-teman yang dijumpai/nampak--->Hazy, Zati Amni, Khadijah, Atiq, ahmad isa and acap(iium)--->ini yang tidak dirancang untuk nampak dan lihat~

Wednesday, June 2, 2010

Melahirkan Para Syuhada


Oleh M. Arif As-Salman
"Ummi, kenapa Ummi meneteskan air mata? Kenapa Ummi terlihat begitu bersedih? Ummi, ceritakanlah pada Abi duka apa yang telah merusak taman bahagia di hati Ummi! Ummi, ku tak kuasa melihat matamu basah berair. Ummi, dukamu adalah dukaku juga. Ayolah Ummi, bukalah jendela hatimu, agar ku dapat melihat isi hatimu yang terluka itu!"

Farhan menyeka air mata yang menetes di pipi istrinya yang sangat ia cintai itu. Ia rangkul isrinya penuh kasih sayang. Ia dekap erat dengan sepenuh cinta. Kamila masih mengenakan pakaian shalat. Ia terlihat begitu anggun di mata Farhan. Laksana bidadari yang turun ke bumi. Memandangnya menyejukkan hati. Mendengarkan kata-katanya menentramkan jiwa. Menyentuhnya mengalirkan ketenangan luar biasa dalam jiwanya.

"Ayolah Ummi, ceritakan lah apa yang terjadi. Sebegitu dalamkah duka itu? Sebegitu perihkah sakit itu?"Farhan dengan sabar menunggu kata-kata Kamila. Baru kali ini istrinya menangis begitu sedih. Tak seperti biasanya. Setiap pulang dari luar rumah istrinya selalu tersenyum menyambut kedatangannya. Tapi kali ini, Kamila menyambutnya dengan deraian air mata.
"Berita pagi ini begitu menyakitkan. Tentara-tentara Israel menyerang kapal yang membawa bantuan untuk rakyat Palestina. Barusan Ummi buka situs Eramuslim.com dan membaca berita penyerangan itu."

Farhan mengarahkan matanya pada layar monitor komputer yang masih menyala. Ia beranjak lalu duduk di depan layar komputer. Membaca berita tentang penyerangan tentara Israel terhadap kapal pembawa bantuan untuk rakyat Palestina. Dadanya bergemuruh seketika. Rona wajahnya berubah. Emosinya naik beberapa derajat. Dadanya terasa sesak. Sungguh sangat biadab!! Kebenciannya pada orang-orang Israel semakin meluap-luap. Darahnya mendidih.

"Kekejian ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut. Umat Islam harus bertindak. Harus melakukan perlawanan!!"

"Abi, duka ini begitu dalam. Luka ini begitu sakit. Sungguh tak kuasa Ummi menahan sakit ini. Tindakan pasukan biadab Israel itu sungguh di luar prikemanusiaan. Mereka adalah bangsa barbar dan biadab. Abi, ku teguhkan hati ini untuk mengabdi pada agama yang ku cintai ini. Abi mari kita berdoa pada Allah agar Ia mengabulkan permintaan kita untuk melahirkan para syuhada yang akan berjuang di jalan-Nya, menghancurkan musuh-musuh-Nya. Abi, jika genderang jihad telah ditabuh, teguhkan iman dalam dada, sambutlah seruan itu dengan sepenuh jiwa dan sepenuh cinta. Ummi relakan Abi di jalan-Nya dan semoga Allah menerimannya."

Pagi itu mereka melaksanakan shalat hajat. Bersimpuh dan meminta pada Allah, Sang Maha Kuasa. Air mata mereka mengalir deras. Mereka berdoa dengan penuh khusyuk dan tadharru'. Memohon pada Allah agar menjadikan mereka para syuhada di jalan-Nya dan mengaruniakan keturunan-keturunan yang akan berjuang di jalan-Nya, membela agama-Nya, menghancurkan musuh-musuh-Nya."
Sumber dari:eramuslim.com
Masya Allah, menarik cerpen ini. Sungguh! Semoga apabila seruan jihad berkumandang, moga hati-hati kita akan teguh dan tetap menerima panggilan itu. Semoga tiada rasa ragu-ragu untuk berjuang dijalan ini. Moga kita kukuh dan istiqamah dalam meneruskan perjuangan NABI dan PARA SAHABAT dan TABI'IN menyebarkan KALIMAH ALLAH.amin